Jumat, 06 Desember 2013

Menulis Geguritan

Menulis Geguritan

Bagi seorang pemula, membuat geguritan itu tidaklah mudah karena kita harus pintar merangkai kata berdasar pilihan diksi yang tepat.
Oleh karena itu ggeguritan dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. Geguritan Profan, yang berarti geguritan dengan menggunakan diksi sehari-hari sehingga penyampaian maknanya lebih mudah dipahami dan  tetap mengutamakan keindahan dari geguritan tersebut.
  2. Geguritan Prismatis yaitu geguritan dengan menggunakan pilihan kata yang lebih sulit untuk dipahami sehingga memerlukan penggalian secara mendalam untuk memahami makna semantinya.
Menanggapi postingan sebelumnya, dalam membuat geguritan pengarang harus memperhatikan diksi, imajinasi, majas, ritmik dan makna semantiknya. Diksi sangat penting dalam membangun makna semantik yang akan disampaikan oleh pengarang. Diksi ini memberikan makna `lebih' terhadap geguritan. Imajinasi berfungsi untuk membawa pembaca untuk ikut merasakan apa yang disampaikan oleh pengarang. Majas memberikan keindahan estetika dalam penulisan geguritan. Ritmik adalah jatuhnya suara yang membuat geguritan itu enak untuk dibacaa. Geguritan dikatakan berhasil/bagus, jika geguritan tersebut dapat membangun arti dalam makna semantiknya.

Secara garis besar, pembuatan geguritan ditahapkan sebagai berikut:
  • pencarian ide
  • pengendapan ide/perenungan (penggalian ide secara mendalam)
  • penulisan
  • editing dan revisi
. Cara menulis Geguritan:
a. Mengidentifikasi beberapa pengalaman menarik yang telah dialami.
b. Memilih salah satu pengalaman yang mengesankan sebagai bahan untuk menulis sebuah geguritan.
c. Menentukan dan menulis pilihan kata yang tepat, indah, dan bermakna untuk dijadikan bahan dalam menulis geguritan.
d. Menulis larik-larik geguritan berdasarkan pilihan kata yang tepat.
e. Menyunting geguritan yang telah ditulisnya sendiri maupun yang ditulis temannya.

3 komentar:

  1. Para pandhemen Geguritan, bisa mbukak blogku, yaiku pakeswe.blogspot.com utawa search "bahasa sastra indonesia jawa" bakal nemokke conto-conto geguritan kang wus kamot ing majalah basa Jawa.

    BalasHapus
  2. apakah menulis geguritan harus bersajak ??

    BalasHapus
  3. Harus pake bahasa krama atau ngoko juga boleh??

    BalasHapus