Mengungkap
makna kehidupan dibalik huruf jawa
Adapun makna yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
(1) HA NA CA RA KA:
Ha: Hurip = Hidup
Na: Legeno = Telanjang
Ca: Cipta = Pemikiran, ide atau
kreatifitas
Ra: Rasa = Perasaan, qalbu, suara
hati atau hati nurani
Ka: Karya = bekerja atau pekerjaan
(2) DA TA SA WA LA
DA TA SA WA LA (versi pertama):
Da: Dodo = dada
Ta: Toto = atur
Sa: Saka = tiang penyangga
Wa: Weruh = melihat
La: lakuning Urip = (makna)
kehidupan.
DA TA SA WA LA (versi kedua):
Da-Ta (digabung): dzat = dzat
Sa: Satunggal = satu, Esa
Wa: Wigati = baik
La: Ala = buruk
(3) PA DHA JA YA NYA:
PA DHA JA YA NYA = Sama kuatnya (tidak diartikan per huruf).
(4) MA GA BA THA NGA :
Ma: Sukma = sukma, ruh, nyawa
Ga: Raga = badan, jasmani
Ba-Tha: bathang = mayat
Nga: Lungo = pergi
Dari arti secara harfiah tsb, saya
berusaha menjabarkannya menjadi dua versi:
**) Ketelanjangan=kejujuran
Dalam hal
ini, telanjang diartikan sebagai manusia yang masih suci keadaannya seperti
bayi yang belum berdosa. Polos tanpa ada kebohongan di setiap tingkah lakunya
dan jujur setiap perkataannya. Sedangkan CA-RA-KA mempunyai makna cipta-rasa-karya .
Sehingga HA NA CA RA KA akan memiliki makna dalam mewujudkan dan mengembangkan
cipta, rasa dan karya kita harus tetap menjunjung tinggi kejujuran. Marilah
kita jujur dan suci dalam bercipta, berrasa dan berkarya.
**)) Pengembangan potensi
Jadi HA NA CA RA KA bisa ditafsirkan
bahwa manusia "dihidupkan" atau dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan
"telanjang". Telanjang di sini dalam artian tidak mempunyai apa-apa
selain potensi. Oleh karena itulah manusia harus dapat mengembangkan potensi
bawaan tersebut dengan cipta-rasa-karsa. Cipta-rasa-karsa merupakan suatu
konsep segitiga (segitiga merupakan bentuk paling kuat dan seimbang)
antara otak yang mengkreasi cipta, hati/kalbu yang melakukan fungsi kontrol
atau pengawasan dan filter (dalam bentuk rasa) atas segala ide-pemikiran dan
kreatifitas yang dicetuskan otak, serta terakhir adalah raga/tubuh/badan yang
bertindak sebagai pelaksana semua kreatifitas tersebut (setelah dinyatakan
lulus sensor oleh rasa sebagai badan sensor manusia).
Secara ideal memang semua perbuatan
(karya) yang dilakukan oleh manusia tidak hanya semata hasil kerja otak tetapi
juga "kelayakannya" sudah diuji oleh rasa. Rasa idealnya hanya
meloloskan ide-kreatifitas yang sesuai dengan norma. Norma di sini memiliki
arti yang cukup luas, yaitu meliputi norma internal (perasaan manusia itu
sendiri atau istilah kerennya kata hati atau suara hati) atau bisa juga
merupakan norma eksternal (dari Tuhan yang berupa agama dan aturannya atau juga
norma dari masyarakat yang berupa aturan hukum dll).
Secara singkat MA GA BA THA NGA saya
artikan bahwa pada akhirnya manusia akan menjadi mayat ketika sukma atau ruh
kita meninggalkan raga/jasmani kita. Sesungguhnya kita tidak akan hidup
selamanya dan pada akhirnya akan kembali juga kepada Alloh. Oleh karena itu
kita harus senantiasa mempersiapkan bekal untuk menghadap Allah.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar